ZAHIDAH NAZME

Sunday, 25 December 2011

sebelum engkau halal bagiku

Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali..Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti,... saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan.Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.

Ukhti, kamu cantik sekali..Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya.

Tidakkah engkau lengah bila banyak mata lelaki yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti,kamu cantik sekali..Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Kecantikan itu harta berharga bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba Tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Alangkah indah jika kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Maka tampillah cantik di hadapan Penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu.

Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi.

Ingat Wahai Ukhti..Tampillah cantik,cantik Iman,cantik Batin,cantik Hati,karena itu lebih abadi..
MUHASABAH JIWA 
Umar bin Khaththab berkata, "Hisablah dirimu sebelum dihisab! Sesungguhnya berintropeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan daripada hisab di kemudian hari. Begitu juga dengan hari 'aradl (penampakan amal) yang agung."

Hasan al-Bashri berkata,
...
"Seorang mukmin itu pemimpin bagi dirinya sendiri.
Ia mengintrospeksi dirinya karena Allah. Sesungguhnya hisab pada hari kiamat nanti akan ringan bagi mereka yang telah mengadakannya di dunia.

Dan sebaliknya hisab akan berat bagi kaum yang menempuh urusan ini tanpa pernah berintrospeksi.
Dia tidak merasa aman sampai berjumpa dengan Allah. Dia tahu bahwa pendengaran, penglihatan, lisan, dan anggota badan, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban."

"Pada hari setiap jiwa mendapati segala kebaikan yang dilakukannya dihadirkan dan juga segala kejahatan yang dilakukannya. Ia ingin ada penghalang yang panjang antara dia dan kejahatannya."(QS Ali Imran: 30)

Muhasabah (menginstrospeksi diri) itu ada dua macam, sebelum beramal dan sesudahnya.

~~ Muhasabah sesudah beramal itu ada tiga ~~

1. Introspeksi diri atas berbagai ketaatan yang telah dilalaikan, yang itu adalah hak Allah subhanahu wa ta'ala. Yaitu, ikhlas dan setia kepada Allah subhanahu wa ta'ala di dalamnya, mengikuti Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, menyaksikannya dengan persaksian ihsan, menyaksikannya sebagai anugerah Allah subhanahu wa ta'ala baginya, dan menyaksikan kelalaian dirinya di dalam mengamalkannya.

2. Introspeksi diri atas setiap amalan yang lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan.

3. Introspeksi diri atas perkara yang mubah, karena apa ia melakukannya.

Akhir dari perkara yang dilalaikan, tidak disertai dengan muhasabah, dibiarkan begitu saja, dianggap mudah dan disepelekan adalah kehancuran. Ini adalah keadaan orang-orang yang tertipu. Ia pejamkan matanya dari berbagai akibat kebejatannya sambil berharap Allah subhanahu wa ta'ala mengampuninya. Ia tidak pernah peduli kepada muhasabah dan akibat kejahatannya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

"Supaya (Allah) memintai pertanggungjawaban orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka." (QS Al-Ahzab 8).

Apabila orang-orang yang benar saja dimintai pertanggungjawaban atas kebenarannya, dan dihisab atasnya, lalu bagaimana dengan orang-orang yang dusta?

~~ Faedah Muhasabah ~~

1. Mengetahui aib diri
Barangsiapa tidak mengetahui aib dirinya sendiri, tidak mungkin mampu membuangnya.

2. Mengetahui hak Allah terhadapnya.
Hal itu akan membuatnya mencela nafsunya sendiri serta membebaskannya dari ujub dan riya'. Juga membukakan pintu ketundukan, penghinaan diri, kepasrahan dihadapan-Nya, dan keputusasaan terhadap dirinya sendiri.
 
Bismillah......

jilbab hanyalah selembar kain....
namun tidak pada niat yang terpancangkan...
dan komitmen yang di pertahankan...
...
jangan pandang helai kain itu "murah"...
jikalau terdapat mutiara hikmah atas penjagaan sebuah "istiqamah"...

tak terhenti dari sebuah ibadah...
tak berbatas dari banyaknya muamalah...

karena AQIDAH ,
adalah yang MEMPERINDAH...

sehelai kain itu .....
adalah bayaran MAHAL bagi jiwa yang kental mempertahankan IMAN...

dan cobalah telisik kembali...
bermuhasabah...

sudahkah engkau berjilbab karena illah, billah illallah?

"dan seseorang yang memiliki CINTA, maka ia akan bercenderung mengikuti dan membela apa yang menjadi kecintaannya..."

mana cinta untuk Allah?
mana cinta bagi Rasulullah?

* mulailah JUJUR terhadap HATI dan DIRI SENDIRI, jangan keluar dari FITRAH!!!
 
Suami yg baik ialah Seorang yg mampu membimbing dan mengarahkan anak dan isterinya ke jalan yg lebih baik...

Tidak menyakiti dengan lisan maupun fisik kepada Isterinya..
Bila suatu saat Isterinya berbuat salah, ia akan dengan tenang mengingatkannya..

... Mengayomi dan membina keluarga dengan penuh cinta.. Dan merindukan tuk berkumpul kembali bersama isteri dan anak-anaknya di akhirat nanti..

Jika suatu saat kita bersama, yakinlah bahwa dalam kebersamaan pasti akan ada perpisahan. Dan saat kita berpisah pastikan bahwa Kita berpisah bukan karena kebencian, namun kita berpisah untuk menanamkan rasa kerinduan...yg telah telah lama terAbaikan..
   
 
Pernikahan atau Perkahwinan,
Membuka tabir rahsia,
Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah semulia Muhammad,
Tidaklah setaqwa Ibrahim,
... Pun tidak setabah Isa atau Ayub,
Atau pun segagah Musa,
Apalagi setampan Yusuf
Justeru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman,
Yang punya cita-cita,
Membangun keturunan yang soleh solehah…

Pernikahan atau Perkahwinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya,
Suami adalah nakhoda kapal, kamu kemudinya,
Suami bagaikan anak yang nakal, kamulah penuntun kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja,kamu nikmati anggur singgahsananya,
Seketika Suami menjadi bisa, kamulah penawar ubatnya,
Seandainya Suami baran, sabarlah memperingatkannya

Pernikahan atau Perkahwinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa,
Untuk belajar meniti sabar dan redha,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justeru kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar ataupun Mariam, yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman, yang berusaha menjadi solehah …

No comments:

Post a Comment